Portfolio Kami

Lihat sekarang untuk ide kantor kamu
Artikel Menarik, klik disini
Konsultasi Gratis
untuk Hunian dan Kantor kamu, klik disini
Tertarik jualan di Gudang Furniture?
daftar jadi merchant kami, klik disini
Masukan kode OTP
Daftar
No. Handphone Kamu
Email kamu
Nama Kamu
Buat akun
Masukan Password
Daftar
Masukan kode OTP
Daftar
dengan mendaftar, saya menyetujui Syarat dan Ketentuan juga Kebijakan Privasi di Gudang Furniture
Menu Utama
Atur Ulang kata sandi kamu disini
Masukkan e-mail atau nomor HP yang terdaftar. Kami akan mengirimkan kode verifikasi untuk atur ulang kata sandi.
Sub Kategori
Artikel
Mengenal Material Upholstery Untuk Pelapis Furnitur
di posting 2022-12-28

Pernah mendengar istilah upholstery? Dalam bahasa Inggris kata tersebut berarti bahan pelapis. Heran juga mengapa istilah ini tidak punya padanan kata dalam bahasa Indonesia. Padahal bendanya sendiri sangat akrab dikenal di sini.

Beberapa perabot yang biasa ada dalam rumah seringkali memiliki pelapis dari bahan kain, kulit, atau kulit sintetis (seperti vinyl). Sofa, misalnya, biasanya terbuat dari rangka kayu atau besi yang diberi busa sebagai bantalan atau pengempuk. Busa ini kemudian dibungkus oleh pelapis. Contoh lainnya, misalnya kursi makan atau arm chair (kursi berlengan) yang terbuat dari kayu, seringkali bagian tempat duduknya diberi bantalan yang dibungkus pelapis. Pelapis inilah yang disebut upholstery.

Istilah upholstery hanya digunakan untuk pelapis yang menempel secara permanen pada furnitur. Kain yang dibentuk dan digunakan untuk pelapis tambahan bagi kursi, yang sifatnya tidak permanen, tidak lagi disebut upholstery, melainkan slip cover. Karena itu biasanya mengganti upholstery lebih sulit dibandingkan sekadar mengganti slip cover.

Menurut sebuah sumber, upholstery sudah ada sejak dahulu. Bahan yang pertama kali digunakan ketika itu adalah kulit. Inggris mengembangkan upholstery pada jaman pemerintahan Elizabeth. Sementara Italia sudah mengenal pelapis beludru dan sulaman pada jaman Renaissance.

Saat ini bahan upholstery sangat beragam, bisa kain pabrik, kain tenun, kulit, kulit sintentis, bulu, serat, plastik, bahkan bahan-bahan alami seperti eceng gondok atau tikar. Pilihan motif dan warna untuk kain juga sangat bervariasi. Anda bisa menggunakan upholstery sebagai penguat tema atau suasana ruangan secara keseluruhan. Misalnya, motif bunga-bunga kecil dengan sulur-sulur bisa memperkuat tema klasik, atau, motif kotak-kotak untuk memperkuat tema country.

WhatsApp