Portfolio Kami

Lihat sekarang untuk ide kantor kamu
Masukan Password
lupa password? klik disini
Login
Masukan kode OTP
Gabung Merchant Bersama Kami
Back
DAFTAR
(note : masukan salah satu hp/email)
Nomor
(note : masukan salah satu hp/email)
(note : wajib diisi)
Nama
Buat akun
dengan mendaftar, saya menyetujui Syarat dan Ketentuan juda Kebijakan Privasi di Gudang Furniture
Masukan Password
Daftar
Kembali
dengan mendaftar, saya menyetujui Syarat dan Ketentuan juda Kebijakan Privasi di Gudang Furniture
Masukan kode OTP
Daftar
Kembali
dengan mendaftar, saya menyetujui Syarat dan Ketentuan juda Kebijakan Privasi di Gudang Furniture
X

Setting Ulang Password

Sub Kategori
Pic Source : Freepik

Gaya Hidup “Zero Waste”, Mungkinkah Diterapkan Secara Maksimal?

Dalam beberapa tahun belakangan ini, Gudang Furniture melihat bahwa gaya hidup zero waste alias bebas sampah tengah menjamur di seluruh pelosok dunia. Yang menjadi pertanyaan, mungkinkah gaya hidup ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?

Tak bisa dipungkiri, masalah sampah selalu menjadi problematika tak kunjung usai yang dihadapi bumi, khususnya sampah-sampah yang sulit diuraikan kembali, seperti sampah plastik.

Pasalnya, banyak sekali masalah yang timbul dari menggunungnya sampah di muka bumi. Salah satunya adalah rusaknya ekosistem laut di Nusantara akibat sampah yang ada di lautan.

Dikutip dari Mongabay.co.id, Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) telah mencatat bahwa setiap tahun, terdapat setidaknya 1,29 juta ton sampah yang dibuang ke sungai, dan akhirnya bermuara di lautan. Bahkan, dari jumlah tersebut, 13.000 plastik terapung di setiap kilometer persegi di laut lepas.

Tak heran, dari tumpukan sampah yang sangat banyak dan sulit diurai tersebut, ekosistem laut terusik hebat. Padahal, laut bukanlah “tempat pembuangan sampah”, melainkan salah satu sumber pangan yang potensial.

Dan, yang lebih mengerikan lagi, sampah ini dihasilkan dari sampah plastik yang kita jumpai setiap hari-kantung plastik, kemasan minuman, hingga sedotan.

Bahkan, kini, gaya hidup yang harus dibiasakan bukan hanya perihal membuang sampah di tempatnya saja, tetapi juga membiasakan diri mengurangi sampah dalam kehidupan sehari-hari.

Apa Itu Gaya Hidup Zero Waste?

Dilansir dari zerowaste.idzero waste sendiri merupakan filosofi yang berkembang menjadi gaya hidup demi mendorong siklus hidup sumber daya hingga produk-produk bisa digunakan kembali, dan tidak perlu dikirim kembali ke landfill.

Sayangnya, yang sekarang sering terjadi, gaya hidup anti-sampah itu hanya sampai di tahap “membuang sampah pada tempatnya” saja. Padahal, kebiasaan-kebiasaan kecil yang kita lakukan setiap hari bisa menghasilkan tumpukan sampah dalam jumlah banyak. Sikap konsumtif pun menjadi penyebab dari banyaknya sampah yang kita hasilkan setiap harinya.

Tak Hanya Konsep 3R, Lakukan Tahapan 5R Berikut!

Kebanyakan orang menganggap bahwa langkah 3R–reduce, reuse, recycle–saja cukup untuk menyelamatkan bumi. Bahkan, yang menjadi kesalahan persepsi, adalah bahwa langkah 3R ini hanya seputar mendaur ulang saja.

Padahal, konsep 5R ini lebih dalam dari itu. Tahapan apa saja yang terdapat di dalam konsep ini?

1. REFUSE, yakni menolak. Kebiasaan inilah yang mulai digalakkan di seluruh kalangan masyarakat. Maksud dari “menolak” ini adalah menolak segala kemungkinan munculnya sampah dari kegiatan kita, seperti menolak pemberian kantung plastik, sedotan, atau plastik pembungkus lainnya. Sediakan tas belanja sendiri, ataupun kain pembungkus untuk berbelanja.

2. REDUCE, yakni mengurangi. Maksud dari istilah “mengurangi” ini adalah menghindari sifat konsumtif akan barang-barang yang mungkin menghasilkan sampah, seperti mengurangi pembelian produk sekali pakai.

3. REUSE, yakni memakai kembali. Hal ini dimaksudkan untuk memakai kembali wadah atau kemasan dari barang yang telah Anda beli. Misalnya, Anda bisa memakai wadah kaleng makanan sebagai wadah makanan lain, atau wadah untuk benda-benda lainnya.

4. RECYCLE, yakni mendaur ulang. Dalam gaya hidup ini, upayakan agar kita memakai produk atau kemasan yang bisa didaur ulang ataupun yang mudah terurai.

5. ROT, yakni membusukkan. Dalam hal ini, kita bisa membusukkan sampah organik dan bisa diubah menjadi kompos, lho!

Realisasi Tahapan 5R, Begini Caranya!

Banyak orang yang merasa malas merealisasikan tahapan 5R ini, mengingat kurang praktisnya tahapan ini jika diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Pasalnya, plastik menjadi salah satu “senjata” untuk kepraktisan masyarakat yang penuh kepadatan aktivitas. Setelah membeli makan, tinggal buang wadahnya, dan tak perlu repot-repot mencucinya lagi.

Padahal, dari kepraktisan tersebut, kita bisa melahirkan banyak sampah yang akan menimbulkan bahaya bagi kita sendiri, bukan?

Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk merealisasikannya, baik di area kantor ataupun rumah. Apa saja?

1. Memiliki tas kantung belanja sendiri, khususnya untuk berbelanja di pasar, tukang sayur, ataupun pasar swalayan.

2. Jika tidak memungkinkan membawa bekal, usahakan membawa wadah sendiri untuk makanan yang kita beli.

3. Upayakan untuk selalu memilah sampah, yakni sampah organik, anorganik, dan sampah dari limbah berbahaya (seperti baterai dan spray).

4. Untuk di area kantor, gunakan kembali kertas bekas pakai untuk catatan yang bisa kita manfaatkan lagi.

5. Gunakan benda-benda yang awet dan berkualitas, agar tidak menumpuk sampah karena benda bermutu rendah yang mudah rusak.

6. Kurangi sikap konsumtif membeli barang yang tak diperlukan.

***
Jadi, sudah siapkah Anda mengubah kebiasaan menjadi gaya hidup zero waste ini? Gudang Furniture sudah mulai bersiap diri, nih! Jangan mau kalah, ya?


Tags :

Recent Posts

WhatsApp